Penyakit ayam - Candidiasis ( Sariawan )

 


Bercak putih di dalam rongga mulut ayam dapat disebabkan oleh beberapa penyakit, misalnya wet pox (cacar basah), mikotoksikosis (T-2 toksin), atau candidiasis.

(a) Wet pox (cacar basah)

Pox atau cacar disebabkan oleh virus fowl pox. Terdapat 2 bentuk cacar pada ayam yaitu cacar basah dan cacar kering. Pada bentuk basah akan ditemukan bungkul-bungkul kecil putih dan kekuningan di mukosa mulut, laryng, tenggorokan, dan kerongkongan sehingga ayam susah bernapas dan nafsu makan menurun. Penanganan yang dapat dilakukan yaitu mencegah infeksi sekunder dengan pemberian antibiotik seperti Proxan-S, Doctril, atau Neo Meditril. Dapat juga diberikan suplementasi vitamin seperti Vita Strong. Selain itu, lakukan semprot kandang dengan Antisep atau Neo Antisep 2-3 kali seminggu. Sedangkan pencegahannya dapat dilakukan dengan vaksinasi menggunakan Medivac Pox setelah ayam berumur 10 minggu atau minimal 2-3 minggu sebelum umur serangan penyakit cacar di periode pemeliharaan sebelumnya.


(b) Mikotoksikosis

Mikotoksikosis adalah penyakit karena racun (toksin) yang dihasilkan jamur. Bercak putih dalam rongga mulut dapat disebabkan oleh T-2 toksin. Bercak putih tersebut merupakan jaringan yang rusak membentuk tukak/ulcer berwarna putih hingga kekuningan (seperti sariawan) pada rongga mulut (termasuk lidah) dan esofagus. Pada kasus T-2 toksikosis gejala yang nampak biasanya juga diikuti dengan hambatan pertumbuhan, gangguan pigmentasi kulit, pertumbuhan bulu abnormal, penurunan produksi telur, depresi, dan penurunan nafsu makan.

Pengobatan spesifik untuk kasus mikotoksikosis belum ada. Pakan yang mengandung mikotoksin harus diganti dengan pakan yang bebas mikotoksin, atau dapat dengan mencampurkan Freetox pada pakan. Freetox berfungsi untuk mengikat mikotoksin di dalam saluran pencernaan.


(c) Candidiasis

Candidiasis adalah penyakit yang disebabkan infeksi jamur Candida albicans. Penyakit ini dapat terjadi pada ayam dalam kondisi immunosuppressive atau akibat pemberian antibiotik berkepanjangan serta adanya infeksi sekunder bakteri, virus, maupun dalam keadaan kekurangan vitamin A.


Gejala klinis yang paling sering ditemukan yaitu gangguan pada saluran pencernaan. Perubahan patologi anatomi yang khas ialah penebalan dan terbentuk plak putih pada mukosa mulut, tembolok, proventrikulus, dan gizzard (ampela) (Setiawan, 2013). Penanganannya dengan pemberian nistatin (100 g/ton) dan copper sulfate (900-1360 g/ton) selama 7-10 hari berturut-turut.


 SUMBER : MEDION

Tidak ada komentar:

Posting Komentar